Membantu Seorang Anak yang Kakeknya Memiliki Alzheimer

Berbicara dengan seorang anak yang kakeknya memiliki penyakit Alzheimer mungkin sangat menantang. Bahkan orang dewasa yang berpendidikan tinggi kesulitan memahami penyakit, perilaku yang sering menyertainya, dan cara terbaik untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang mereka cintai. Untuk anak-anak, melihat kakek-nenek mereka dengan penyakit Alzheimer mungkin menakutkan, menyedihkan , membingungkan, dan memalukan.

Dengan penyakit lain yang mempengaruhi lansia, apa yang dilihat anak-anak kepada kakek-nenek mereka mungkin lebih konkret dan lebih mudah dipahami: gangguan pendengaran dan penglihatan, PPOK menyebabkan sesak napas atau batuk, radang sendi yang menyebabkan rasa sakit atau kesulitan berjalan, atau Parkinson menyebabkan gemetar dan masalah keseimbangan. Anak-anak mungkin dapat berhubungan dengan gejala-gejala penyakit ini. Dengan demensia, di sisi lain, kakek mungkin merasa baik-baik saja, terlihat sama seperti biasanya, dan bahkan sama menyenangkan dan ceria seperti biasanya. Tapi dia mungkin mulai memanggil cucunya dengan nama yang salah, tersesat, mengulanginya, berdebat lebih banyak dengan keluarganya, dan bertindak tak terduga di depan umum. Anak-anak juga biasanya menyadari tingkat stres yang meningkat pada orang tua mereka, dan mereka mungkin merasa diabaikan atau ditinggalkan saat waktu dan energi orang tua mereka semakin sibuk dengan kakek-nenek mereka.

Pertimbangkan tips berikut ketika berbicara dengan seorang anak yang kakeknya menderita Alzheimer:

Berikan Penjelasan dan Jaminan

Anak-anak mungkin tidak mengerti apa yang salah dengan kakek, tetapi mereka tahu ada yang salah. Bahkan anak-anak kecil berhak mendapatkan penjelasan yang jujur ​​dalam hal yang bisa dimengerti: berbicara tentang masalah ingatan bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, bersama dengan kepastian bahwa Anda tidak dapat menangkapnya seperti flu.

Mengatakan kakek memiliki penyakit yang mempengaruhi otak juga baik.

Alamat Ketakutan Umum

Yakinkan anak bahwa dia tidak ada hubungannya dengan penyebab Alzheimer dan nenek itu masih mencintainya sama seperti dia bahkan tidak bisa mengungkapkannya. Dia seharusnya tidak khawatir bahwa dia mungkin mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan memperburuk penyakitnya, dan ini tidak berarti dia atau orangtuanya akan mengembangkan Alzheimer.

Bicara Sering Tentang Apa yang Terjadi

Ciptakan suasana di mana anak merasa nyaman mengajukan pertanyaan. Biarkan si anak membimbing jawaban Anda: dia akan sering memberi tahu Anda satu atau lain cara berapa banyak informasi yang ia butuhkan atau inginkan. Dorong dia untuk mengungkapkan perasaannya secara terbuka dan tidak apa-apa untuk merasa sedih, marah, atau bingung.

Libatkan Anak dalam Kegiatan

Penting bagi anak-anak untuk memahami bahwa memiliki Alzheimer bukan berarti Anda tidak dapat tetap terlibat dalam banyak kegiatan yang menyenangkan. Bermain menangkap dengan bola, bermain permainan kartu yang akrab, pergi untuk es krim, dan mendengarkan dan menari ke musik atau menonton olahraga atau film bersama hanyalah beberapa cara anak-anak dan orang-orang dengan Alzheimer dapat berinteraksi. Di panti jompo dan fasilitas tempat tinggal dibantu beberapa momen paling menyenangkan bagi penghuni melibatkan kegiatan bersama anak-anak.

Pertimbangkan Buku dan Sumber Daya Lainnya

Banyak buku anak-anak berbicara tentang seorang kakek-nenek yang menderita penyakit Alzheimer. Apa yang terjadi dengan Kakek? dan The Magic Tape Recorder hanyalah dua contoh. Beberapa bab Asosiasi Alzheimer menawarkan kelompok dukungan bagi kaum muda.

Sumber

Mace, NL, & Rabins, PV Hari 36-Jam: Panduan Keluarga untuk Merawat Orang-Orang dengan Penyakit Alzheimer, Dementias Lain, dan Kehilangan Memori di Kehidupan Selanjutnya. Edisi keempat. Baltimore: Johns Hopkins University Press. 2006.