Faktor Utama untuk Dipertimbangkan dalam Keputusan Sunat Laki-Laki

Sunat laki-laki adalah operasi pengangkatan kulup yang menutupi ujung penis. Ini adalah prosedur yang biasanya dilakukan dalam dua hingga 10 hari pertama setelah lahir, baik di rumah sakit atau sebagai bagian dari upacara keagamaan di rumah. Meskipun praktik ini diterima secara luas di AS, sunat sebenarnya cukup langka di seluruh dunia. Hanya 10 persen anak laki-laki mendapatkan snip di seluruh dunia, dengan angka yang terus menurun di Amerika Serikat — dari 80 persen pada tahun 1980 menjadi sekitar 60 persen saat ini. Angka-angka ini mencerminkan perdebatan saat ini tentang pro dan kontra praktik. Mari kita lihat beberapa alasan sosial, budaya, sejarah, dan medis untuk sunat laki-laki, serta mengapa hal itu tidak lagi disukai.

1 -

Kenapa Sunat?
P Deliss / Getty Images

Dalam kasus yang jarang terjadi, sunat dilakukan karena kebutuhan medis jika kulit khatan menjadi terinfeksi, tidak dapat menarik kembali (phimosis) atau jika tidak dapat ditarik lagi ke penis setelah ditarik kembali (paraphimosis). Tetapi lebih sering prosedur dilakukan untuk alasan sosial, budaya atau agama. Hal ini paling umum dalam komunitas Muslim dan Yahudi dengan praktik yang dimulai sejak ribuan tahun dan terperinci dalam teks-teks religius. Ini menjadi populer di AS pada tahun 1920 ketika dokter percaya itu akan mengurangi tingkat STD seperti sifilis dan mengurangi dorongan untuk masturbasi. Keyakinan bahwa sunat lebih higienis tetap menjadi alasan utama di balik praktik ini, terutama di komunitas Kristen dan sekuler. Tapi benarkah itu yang terjadi?

2 -

Manfaat Kesehatan dari Sunat
Gambar LWA / Getty

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sunat mencegah infeksi saluran kemih, dengan pria yang utuh 10 kali lebih mungkin untuk mengontrak mereka. Menurut CDC, sel-sel kulup mungkin lebih rentan terhadap beberapa PMS - termasuk HIV dalam kemitraan heteroseksual - dan dapat meningkatkan risiko kanker penis. Meskipun banyak orang percaya bahwa penis yang tidak disunat terlalu sulit untuk dijaga kebersihannya dan oleh karena itu dapat menyebabkan masalah, ini sebenarnya tidak benar. Kulup dapat dengan mudah ditarik kembali dan dibersihkan dengan sabun dan air sebagai bagian dari rutinitas pencucian teratur.

3 -

Masalah Kesehatan Sunat
Thanasis Zovoilis / Getty Images

Antara dua dan 10 persen dari sunat menghasilkan komplikasi, meskipun angka pastinya tidak diketahui. Iritasi perdarahan dan pasca operasi kadang-kadang dapat menyebabkan infeksi — salah satu efek samping yang paling umum. Bekas luka yang menyebabkan rasa sakit atau mati rasa lebih jarang, meskipun ketidaknyamanan dan rasa sakit selama ereksi di sekitar luka tidak jarang terjadi.

Dorongan terbesar terhadap sunat berasal dari American Academy of Pediatrics. Mereka mendasarkan oposisi mereka pada studi yang menunjukkan kerusakan psikologis pada pria yang disunat dan sangat keberatan dengan pedoman CDC yang mempromosikan latihan. Studi pada perkembangan kognitif telah menunjukkan bahwa mengalami rasa sakit yang hebat seperti pada usia muda dapat menyebabkan perubahan dalam kimia otak yang dapat mengakibatkan peningkatan kecemasan, masalah perhatian, dan hiperaktif. (Tidak, anestesi jarang digunakan.) Menurut beberapa penelitian, kemarahan, rasa malu dan bahkan PTSD bisa menjadi konsekuensi jangka panjang dari sunat.

4 -

Efek Samping Seksual
Thomas Barwick / Getty Images

Meskipun studi yang lebih tua mengklaim bahwa efek samping jangka panjang dari sunat termasuk penurunan sensitivitas seksual, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa ini bukan kasusnya. Keengganan untuk menggunakan kondom dan perlu menggunakan pelumas juga disebutkan di masa lalu sebagai bukti dari efek samping prosedur. Namun, penelitian baru menantang keyakinan yang dipegang luas bahwa kulit khatan memegang sebagian besar kepekaan dan oleh karena itu pemindahannya menghilangkan kesenangan pria.

5 -

Pertanyaan Etika
Thanasis Zovoilis / Getty Images

Mungkin pertanyaan tersulit untuk dijawab adalah apakah sunat adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dengan berbagai kelompok (termasuk CDC) yang mendukung praktik tersebut dan yang lain berharap untuk mengkriminalisasikannya, pilihannya sering didasarkan pada keyakinan pribadi. Pekerjaan dokter adalah tidak membahayakan, jadi jika pasien tidak dapat memberikan persetujuan dan prosedurnya tidak diperlukan secara medis, apakah etis untuk melakukannya juga?

Di satu sisi, mengurangi kemungkinan terkena kanker, HIV, dan PMS lain bahkan sedikit dapat menjadi alasan yang cukup bagi beberapa orang tua untuk memilih untuk memotong. Bagi yang lain, bahkan risiko kecil komplikasi pasca-operasi dan kerusakan psikologis terlalu tinggi. Tren budaya, tradisi, dan adat istiadat mungkin menjadi faktor penentu bagi banyak keluarga, karena risiko dan manfaat dapat muncul secara merata.

6 -

Untuk Snip atau Tidak Untuk Snip
Mayte Torres / Getty Images

Mengingat bahwa ini adalah keputusan satu kali, penting untuk mempertimbangkan semua sisi argumen secara hati-hati. Sangat penting untuk dididik tentang potensi risiko dan konsekuensi dari salah satu keputusan. Lakukan penelitian Anda sendiri; jangan hanya mengandalkan apa yang Anda ingat dari kelas kesehatan atau atas saran atau tekanan teman-teman Anda. Pada akhirnya, ini adalah pilihan yang sangat pribadi yang Anda buat sebagai orang tua untuk anak Anda, yang akan dibawanya sepanjang sisa hidupnya. Di atas segalanya, buat keputusan yang tepat untuk Anda sebagai keluarga.