Mengapa Kami Menguap?

Apakah menguap benar-benar menular? Cari tahu dan temukan manfaat menguap

Di antara menghirup dan menghembuskan napas, Anda biasanya akan mengalami jeda pendek dalam siklus pernapasan yang biasanya tidak terjadi kecuali saat menguap. Menguap adalah nafas dalam-dalam yang spontan, biasanya dengan mulut terbuka, diikuti oleh napas yang lebih lambat dengan mulut tertutup. Hal ini sering dianggap menular — Anda mungkin akan menguap ketika Anda melihat orang lain menguap, melihat foto seseorang menguap, atau jika Anda berpikir tentang menguap.

Kenapa itu terjadi?

Mengapa Kami Menguap

Menguap diyakini terkait dengan rasa bosan atau mengantuk. Namun, ini adalah penyederhanaan berlebihan.

Pada abad ke-4, Hippocrates pertama menggambarkan menguap sebagai metode untuk menghilangkan "udara buruk," meningkatkan aliran oksigen ke otak, dan mengidentifikasi demam dini. Sejak saat itu kami telah belajar lebih banyak tetapi masih banyak yang tidak kami pahami. Ada beberapa penyebab yang diketahui menguap meskipun:

Ada juga teori yang tidak memiliki bukti kuat untuk mendukungnya:

Perhatikan bahwa Anda tidak bisa sekadar menguap pada perintah — tindakan itu adalah refleks bawah sadar. Refleks dengan waktu refleks yang lama lebih sulit untuk bereproduksi, tidak seperti respon spontan yang dilakukan selama pemeriksaan fisik, yang merupakan refleks cepat.

Jenis Yawns

Apakah Anda menyadari ada berbagai cara untuk menguap?

Manfaat Menguap

Menguap tampaknya bermanfaat bagi tubuh dengan berbagai cara:

Berikut beberapa manfaat menguap yang mungkin atau mungkin tidak benar; belum ada penelitian di bidang menguap ini:

Apakah Menguap Menular?

Pernahkah Anda melihat seseorang menguap dan segera mendapati diri Anda melakukan hal yang sama? Menguap memang menular. Ada tiga pemicu untuk menguap yang menular:

Diyakini bahwa menguap yang menular memiliki makna sosial dan lebih menonjol dalam kelompok-kelompok serupa. Misalnya, Anda mungkin kurang menguap ketika Anda melihat anjing Anda menguap daripada ketika Anda melihat seseorang menguap di tempat kerja atau di lingkungan sosial lain. Juga diyakini bahwa anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun tidak mengalami menguap yang menular karena kurangnya kemampuan sosialisasi pada usia dini.

Dampak Sosial dari Menguap

Beberapa ilmuwan mendukung gagasan bahwa menguap berfungsi fungsi empatik (memahami perasaan). Mereka menguji hipotesis ini dengan mengidentifikasi populasi yang memiliki kecenderungan berkurang untuk menguap, seperti mereka dengan autisme dan skizofrenia. Telah diamati bahwa ketika seseorang dengan skizofrenia dalam keadaan pikiran yang sehat, mereka cenderung menguap lebih banyak.

Teori lain adalah bahwa menguap berasal dari komunikasi sosial dan non-verbal dari keadaan pikiran Anda. Biasanya, menguap dikaitkan dengan kebosanan dan kantuk dan oleh karena itu dianggap tidak sopan di lingkungan sosial. Ini juga bisa menandakan kelaparan dan stres ringan. Perhatikan waktu berikutnya Anda menguap — apakah ada faktor-faktor ini yang berperan?

> Sumber:

> Guggisberg, AG, Mathis, J, Schnider, A & Hess, CW. (2010). Kenapa kita menguap? Ulasan Neuroscience & Perilaku. 34 (8): 1267-1276.

> Gupta S & Mittal, S. (2013). Menguap dan signifikansi fisiologisnya. Int J Appl Basic Med Res. 3 (1): 11–15. doi: 10.4103 / 2229-516X.112230

> Massen, JJM & Gallup, AC. (2017). Mengapa menguap yang menular tidak (belum) sama dengan empati. Ulasan Neuroscience & Perilaku. 80: 573-585

> Provine, RR. (2013). Perilaku Penasaran: Menguap, Tertawa, Cegukan, dan Lebih Jauh. Belknap Press: An Imprint dari Harvard University Press; Cetak ulang edisi