Dapatkah Infeksi Dini pada Bayi Memicu Penyakit Celiac?

Penelitian Skala Besar Menyarankan Tautan

Untuk beberapa waktu, para ahli telah berhipotesis bahwa infeksi yang dialami selama masa bayi — seperti diare akut atau pilek biasa — dapat memainkan peran selanjutnya dalam perkembangan penyakit celiac. Namun, penelitian terbaru yang dilakukan di Jerman dapat memberikan umpan yang lebih konkret untuk klaim ini.

Penyakit celiac adalah penyakit kekebalan tubuh di mana seseorang tidak bisa makan gluten karena akan menggelembung dan merusak usus kecil.

Gejala lebih sering terjadi pada anak-anak dan termasuk kembung, diare kronis, sakit perut, dan muntah. Mengikuti diet bebas gluten, bagaimanapun, biasanya akan mengekang masalah yang terkait dengan kondisi.

Link Penyakit Infeksi-Celiac Awal

Peneliti menganalisis catatan dari 295.420 bayi yang lahir antara 2005 dan 2007 di Bavaria, Jerman. Mereka pertama kali mengidentifikasi jumlah infeksi yang terjadi selama tahun pertama kehidupan yang membutuhkan perhatian medis. Kemudian mereka menghitung risiko terkait didiagnosis dengan penyakit celiac pada masa kanak-kanak. Anak-anak diikuti antara kelahiran dan usia rata-rata 8,5 tahun.

Secara total, 853 anak-anak mengembangkan penyakit celiac pada usia rata-rata lima tahun. Dari anak-anak ini, 820 dari mereka (95,5 persen) mengembangkan penyakit celiac setelah tahun pertama kehidupan. Para peneliti menemukan bahwa gastrointestinal — dan pada tingkat yang lebih rendah penyakit pernapasan — meningkatkan risiko penyakit celiac nantinya.

Lebih lanjut, infeksi gastrointestinal berulang meningkatkan risiko lebih besar.

Dalam studi berbasis populasi besar sebelumnya, yang diterbitkan dalam The American Journal of Gastroenterology , para peneliti menilai 72.921 anak-anak Norwegia antara kelahiran dan usia rata-rata 8,5 tahun. Mirip dengan peneliti Jerman, para peneliti Norwegia menemukan bahwa ada hubungan antara penyakit celiac kemudian dan infeksi yang dialami antara kelahiran dan 18 bulan.

Pemicu Potensial & Pertimbangan Lainnya

Hingga saat ini, penelitian berbasis populasi hanya menunjukkan bahwa hubungan antara infeksi awal dan penyakit celiac di kemudian hari ada. Pertanyaan yang lebih besar adalah bagaimana tepatnya infeksi awal memicu penyakit celiac. Ada banyak kemungkinan cara infeksi dapat berkontribusi pada penyakit celiac. Berikut dua hipotesis:

  1. Virus dapat menginduksi produksi protein pro-inflamasi (interferon) dan mengarah pada pelepasan transglutaminase, enzim yang memainkan peran penting dalam kemampuan gluten untuk memprovokasi respon imun.
  2. Infeksi dapat meningkatkan permeabilitas lapisan usus sehingga memungkinkan gluten untuk lulus ke sirkulasi-langkah integral dalam perkembangan penyakit celiac.

Kemungkinan besar, beberapa faktor — bukan hanya infeksi — berperan dalam perkembangan penyakit celiac. Misalnya, dalam penelitian lain baru-baru ini, setelah anak-anak dari Amerika Serikat dan Eropa, para peneliti menemukan bahwa beberapa hal yang terlibat dalam perkembangan penyakit celiac di samping infeksi gastrointestinal awal. Faktor-faktor lain adalah genetika, status vaksinasi rotavirus, usia konsumsi gluten pertama, dan menyusui.

Khususnya, para peneliti menemukan bahwa risiko untuk penyakit celiac kemudian menurun ketika anak-anak yang secara genetis cenderung untuk penyakit celiac menerima vaksin rotavirus dan diperkenalkan ke gluten sebelum usia enam bulan.

(Vaksin Rotavirus melindungi terhadap rotavirus, penyebab utama diare pada bayi dan anak kecil.)

Satu Kata Dari

Penemuan penelitian skala besar baru hanya mendukung bahwa hubungan antara infeksi awal dan penyakit celiac ada — bukan bahwa hubungan ini adalah kausal. Dengan kata lain, meskipun infeksi awal dan penyakit celiac kemudian diikat, kita tidak tahu apakah infeksi awal benar-benar menyebabkan penyakit celiac.

Beberapa penelitian tampaknya menunjukkan bahwa vaksinasi rotavirus awal mungkin dapat menawarkan beberapa manfaat perlindungan terhadap penyakit celiac. Selanjutnya, pengenalan awal roti gandum atau bentuk gluten lainnya juga bisa mengurangi risiko.

Pada titik ini, kita tidak cukup tahu untuk membuat prediksi. Lebih banyak penelitian perlu dilakukan.

Perlu diingat bahwa CDC merekomendasikan bahwa, pada usia enam bulan, semua bayi divaksinasi terhadap rotavirus. Lagi pula, rotavirus bisa berbahaya, mengakibatkan 60.000 rawat inap di Amerika Serikat setiap tahun. Untuk saat ini, kemungkinan vaksin rotavirus dapat memainkan beberapa peran potensial dalam melindungi seorang anak dari penyakit celiac di masa depan dapat dilihat sebagai bonus tambahan. Tetapi, sebelum memasukkan gluten ke dalam diet bayi Anda, bicaralah dengan dokter Anda — terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga intoleransi gluten.

> Sumber:

> Beyerlein A, Donnachie E, Ziegler AG. Infeksi pada awal Kehidupan dan perkembangan penyakit celiac. Am J Epidemiol. 2017.

> MedlinePlus. Penyakit celiac .

> Kemppainen, KM, dkk. Faktor-faktor Yang Meningkatkan Risiko Penyakit Celiac Autoimunitas Setelah Infeksi Saluran Cerna pada Kehidupan Awal. Gastroenterologi Klinis dan Hepatologi 2017, 15: 694–702.

> Mårild, K, dkk. Infeksi dan Risiko Penyakit Celiac di Masa Kanak-Kanak: Studi Kohort Nasional Calon. Am J Gastroenterol. 2015; 110: 1475–1484;