Dalam Autisme, Pidato dan Komunikasi Bukan hal yang Sama

Komunikasi Jauh Lebih dari Pidato

Orang-orang dengan gangguan spektrum autisme mungkin sepenuhnya non-verbal , mereka mungkin memiliki kemampuan berbicara yang terbatas, atau mereka mungkin sangat cerewet. Tidak peduli apa kemampuan verbal mereka, meskipun, hampir semua orang di spektrum autisme mengalami kesulitan menggunakan pidato dalam interaksi sosial. Itu karena mereka menghadapi tantangan ganda: kesulitan mereka sendiri dalam mengungkapkan ide dengan tepat, dan kesulitan orang lain dalam memahami dan menerima mereka.

Pidato Versus Komunikasi di Autisme

Mengapa orang yang bisa menggunakan bahasa lisan mengalami masalah dengan komunikasi sosial? Ada dua alasan. Pertama, orang-orang dengan autisme sering menggunakan pidato dengan cara-cara yang aneh. Mereka mungkin membaca kalimat dari film, berbicara tanpa henti tentang topik favorit, atau mengajukan pertanyaan yang sudah mereka ketahui jawabannya. Kedua, ucapan hanyalah salah satu bagian dari komunikasi sosial dan, dalam banyak kasus, bahasa lisan tidak cukup.

Untuk berkomunikasi secara efektif, kebanyakan orang menggunakan lebih dari sekadar ucapan. Mereka menggunakan bahasa tubuh (penggunaan kontak mata, gerakan tangan, sikap tubuh, dll.), Bahasa pragmatis (penggunaan bahasa yang bermakna secara sosial), idiom, bahasa gaul, dan kemampuan untuk memodulasi nada, volume, dan prosodi (pasang surut suara). Alat-alat yang relatif halus ini memberi tahu orang lain apakah kita bercanda atau serius, platonis atau asmara, dan banyak lagi.

Berkomunikasi juga membutuhkan pemahaman tentang jenis ucapan yang tepat dalam situasi tertentu (sopan di sekolah, keras dengan teman, dll).

Membuat kesalahan dapat menyebabkan kesalahpahaman yang serius. Misalnya, suara keras di pemakaman dapat ditafsirkan sebagai tidak sopan, sementara pidato yang sangat formal di sekolah dapat dibaca sebagai "kutu buku."

Mengapa Orang dengan Autisme Memiliki Masalah Berkomunikasi

Semua keterampilan yang terlibat dengan komunikasi sosial mengandaikan pemahaman tentang harapan sosial yang kompleks, ditambah dengan kemampuan untuk memodulasi diri berdasarkan pemahaman itu.

Orang-orang dengan autisme umumnya tidak memiliki kemampuan itu.

Seringkali, orang-orang dengan autisme berfungsi tinggi ( Sindrom Asperger ) menemukan diri mereka frustrasi ketika upaya mereka untuk berkomunikasi dipenuhi dengan tatapan kosong atau bahkan tawa. Ini sering terjadi karena orang dengan autisme mungkin memiliki:

Banyak orang dengan autisme mampu mengimbangi defisit komunikasi sosial dengan mempelajari aturan dan teknik untuk interaksi sosial yang lebih baik. Seringkali, keterampilan ini diajarkan melalui kombinasi terapi wicara dan pelatihan keterampilan sosial . Kenyataannya, bagaimanapun, adalah bahwa banyak orang dengan autisme akan selalu terdengar dan tampak sedikit berbeda dari rekan-rekan mereka.

Sumber Daya untuk Membangun Keterampilan Komunikasi Sosial

Sebagian besar anak-anak dengan autisme (dan beberapa orang dewasa) berpartisipasi dalam terapi yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi sosial.

Sumber:

> Adams >, C. Proyek Intervensi Komunikasi Sosial: uji coba terkontrol secara acak tentang efektivitas terapi bicara dan bahasa untuk anak-anak usia sekolah yang memiliki masalah komunikasi pragmatis dan sosial dengan atau tanpa gangguan spektrum autisme. Int J Lang Commun Disord. 2012 Mei-Juni; 47 (3): 233-44.

> doi >: 10.1111 / j.1460-6984.2011.00146.x.

> Tierney, CD dkk. 'Lihatlah saya ketika saya berbicara kepada Anda': bukti dan penilaian intervensi pragmatik sosial untuk anak-anak dengan autisme dan gangguan komunikasi sosial. Curr Opin Pediatr. 2014 April; 26 (2): 259-64. > doi >: 10.1097 / MOP.0000000000000075.